Monday, November 12, 2012

4 Hari 3 Malam

Hampir setengah penduduk Jakarta pasti pernah berlibur ke singapura.Coba saja cek cap paspor orang-orang kantoran di Jakarta, pasti cap imigrasi singapura ada di lembaran pertama bersaing dengan Malaysia.Pengalaman keluar negri pertama kali saya juga ke Singapura.untuk pemula seperti saya biasanya dimulai dari Singapura,Malaysia,lalu dilanjutkan dengan Thailand,baru setelahnya menjelajah ke negara lain.Singapura memang seringkali dijadikan spot tempat liburan urban yang tidak mencari ketenangan,dan keindahan alam.Fasilitas yang nyaman,mall dan shopping centre yang bertebaran, dan tempat-tempat hiburan urban lainnya memang bertebaran di pulau yang tidak terlampau luas ini.

Kunjungan saya yang pertama ke Singapura singkat sekali.Hanya menginap semalam dan hanya berputar di kawasan orchard,karena tujuannya memang mengantar kakak saya berburu great sale.Kali kedua, saya berniat tinggal lebih lama.kali ini 4 hari 3 malam.Sebenarnya saya lebih menyukai berlibur ke tempat yang punya pemandangan alam yang bagus,pantai yang berpasir putih, atau pegunungan yang berudara dingin.Karena penasaran saya ingin  mencoba berlibur ala urban yang gemar sekali plesir ke Singapura.Berdua dengan teman, saya menginap di kawasan red districk Geylang karena harga yang terjangkau,dan kami juga memanfaatkan MRT dan bis untuk berkeliling.Hari pertama seperti biasa tujuannya adalah orchard road.Memasuki macam-macam Mall lalu bosan karena isinya hampir sama dengan di Jakarta.Hanya outlet tertentu seperti uniqlo,topshop,Nu Look yang cukup menarik.Karena bosan kami iseng nonton bioskop di salah satu Mall.Film China dengan teks bahasa Inggris, dan hampir sebagian besar penontonnya bapak-bapak usia lanjut.Filmnya campuran kolosal,dan komedi dewasa.Aneh dan absurd,kami hanya tertawa-tawa melihat alur dan ending film yang aneh.

Setelah menonton kami memutuskan berkeliling museum.Kami membeli karcis sistem paket yang terdiri dari museum seni,museum peranakan, dan museum kebudayaan asia.dari ketiga museum diatas favorit saya museum seni.Kebetulan pada waktu itu sedang digelar pameran seni yang menarik dan bertema anak-anak.Selain itu juga diputar animasi pendek dari berbagai negara.

Hari kedua kami mulai bosan.Semua Mall sudah dijelajahi,sebagian besar museum juga sudah.Bingung apa lagi yang mau dikerjakan,kami akhirnya berburu DVD film-film lamadan hanya duduk-duduk di daerah Geylang.Kebetulan di sebrang hotel ada deretan kios yang menjual durian.Jadilah malam itu kami pesta durian.

Hari berikutnya kami sudah mati gaya.Pusing mencari spot yang menarik dan ingin segera kembali ke Jakarta.Kota ini lebih bersahabat,menyenangkan, dan dinamis.Sambil malas-malasan kami memutuskan untuk menikmati kawasan geylang di malam hari.Duduk di food court sambil minum bir dingin ,makan mie udang dan memperhatikan gadis-gadis penuang bir disana.Untungnya food court ini menjual berbagai makanan yang enak dan harganya cukup terjangkau.Geylang adalah satu-satunya sudut yang buat saya menarik di Singapura.Humble dan bersahabat.











Esoknya kami cepat-cepat berkemas untuk kembali ke Jakarta.Rindu dengan kemacetan,ketidak teraturan dan sudut-sudutnya yang biasa kami jelajahi.Kesimpulan yang kami ambil setelah berlibur adalah jangan terlalu lama berlibur di Singapura ha ha ha ha..

Saturday, November 10, 2012

KUNANG-KUNANG

Pada hari ini...sebuah lagu kehilangan senandungnya...
matahari pagi kehilangan embun-embun yang mengiringinya...
dan pada hari ini pula seekor kunang-kunang kehilangan sinar yang meremang di tubuhnya..

Kabar kehilangan itu hanya berhembus diantara dahan-dahan pohon yang mengering..
lirih dan pelan...namun telingaku dapat mendengarnya..

Kukirimkan senandungku pada lagu agar ia dapat kembali riang..
kuteteskan embun pagi yang selalu kukumpulkan agar matahari tak kesepian..
dan untuk kunang-kunang,aku hanya dapat berkata..

Tidurlah sejenak,dan temuilah malam..maka kau akan mendapatkan sinarmu kembali


-For my dearest friend-
semoga kau cepat mendapatkan sinarmu kembali
 
 

 


Friday, November 9, 2012

SELAMETAN


Sedari kecil kalau ada orang "selametan" di lingkungan tempat tinggal,saya pasti paling semangat menunggu papa saya pulang dari acara itu.Bukan papa saya yang saya tunggu-tunggu,tapi kresek berisi besekan nasi selametan yang dibagikan ketika para tamu saat pamit pulang dari acara selametan.Walaupun sudah makan malam,tapi besek yang diisi dengan nasi putih/nasi gurih beserta lauk pauk pendampingnya ini pasti jadi rebutan saya dan kakak-kakak.Akhirnya setelah diakhiri dengan omelan mama besek itu secara bergantian kami makan sesendok demi sesendok.

Karena tidak pernah terpuaskan makan nasi besekan yang harus dibagi berempat kesenangan saya akan makanan selametan itu bertahan sampai sekarang.Mama saya tidak pernah absen membuat tumpeng setiap ada perayaan di rumah dan sudah dipastikan tumpeng itu akan dilahap sampai habis.
Suatu saat saya dan keluarga besar menginap di sebuah resort kecil di Batu, Malang.Karena kebetulan bertepatan dengan hari ulang tahun mama, kami minta dibuatkan tumpeng kecil untuk merayakannya.Ternyata pihak resort menyanggupi.Esoknya tumpeng kecil yang dipesan sampai di kamar kami.Tumpeng nasi putih itu dilengkapi dengan sayur urap,ayam goreng serabut,ikan asin goreng tepung,tahu tempe ungkep,terancam,jamur goreng, dan sambal matang.Kesederhanaan lauk pauknya ternyata diimbangi rasa yang ueennaaakkk...sayur urap dan terancamnya fresh dan diberi bumbu kelapa gongseng yang pedas legit.ikan asinnya juga gurih dan tidak terlalu asin.Intinya enaakkkk bangeeetttt...Sambil lesehan kami menikmati tumpeng itu.Makannya cukup dengan piring daun dan pakai tangan walaupun disiapkan sendok dan garpu.Tapi justru karena makan pakai tangan rasanya jadi lebih enak,dan benar saja ngga sampai satu jam tumpeng mini itu tandas tak bersisa.

Wednesday, November 7, 2012

Gang Gloria Yang Melegenda

Salah satu kemewahan tinggal di jakarta adalah peta makanan yang maha luas.Berhubung semua etnis berkumpul di kota yang sejak jaman dulu terkenal sebagai pelabuhan dagang.Saklah satu invasi terbesar adalah etnis tionghoa yang akhirnya memberikan banyak pengaruh dalam makanan di Jakarta.Salah satu kawasan yang terkenal dengan kuliner dengan pengaruh  tionghoa adalah Gang Gloria.Gang kecil yang terletak dekat dengan Glodok ini seringkali jadi sasaran penikmat kuliner satu Jakarta.Kalau tidak tahan iman,sehari tidak akan cukup untuk menelusuri jajanan disini.

Suasana daerah pecinan sangat eksotik menurut saya.Saya senang sekali menyusuri gang-gang kecil di sini.Pemandangan rumah-rumah petak yang berdesakan rapi dengan pagar yang mungil mengingatkan saya akan kawasan pecinan di kota-kota di Jawa Tengah.Saya selalu suka suasana ini.Bangunan-bangunan lama juga seringkali dipertahankan,mungkin juga sudah diturunkan pada dua generasi.Klasik,dan akrab.Belum lagi kehadiran kelenteng yang selalu dipenuhi lilin dan dupa terutama saat perayaan imlek.

Pertama kali menyebut Gang Gloria biasanya yang ada di pikiran penikmat kuliner adalah Warung kopi Tak Kie dan Gado-gado gloria.Dua tempat ini sudah seperti icon tidak langsung dari wilayah ini.Beberapa generasi telah menjadi pelanggan setia tempat ini.

Warung kopi Tak Kie yang  juga menyajikan bakmi dan nasi campur ini adalah legenda hidup di daerah ini.Suasana dan pembuatannya masih sama seperti dulu, membuat orang betah berlama-lama disitu.waktu seperti terhenti ketika berada didalamnya.Pengunjung yang kebanyakan manula dan sudah saling kenal biasa berkumpul sambil menyeruput secangkir kopi hitam atau kopi susu yang menjadi andalan disini.Kopi yang kental disaring dengan gaya lama yang sering disebut kaos kaki dicampur dengan susu kental manis dan es batu.Cocok ditengah-tengah udara kawasan pecinan yang menyengat di siang hari.Kopi robusta yang pahit berpadu dengan legitnya susu kental manis.Berikutnya yang perlu dicoba bakmi ayam dan nasi campurnya yang khas.

Sasaran berikutnya adalah gado-gado khas gang gloria.Letaknya tidak jauh dari Tak Kie.Gado-gado yang porsinya cukup untuk berdua dengan bumbu kacang yang melimpah ini tidak pernah bisa saya tolak.Bumbu yang pas komposisinya, dan taburan emping yang tidak pelit rasanya sebanding dengan harga yang dipatok disini.










Gang gloria yang melegenda ini memang selalu menjadi daya tarik yang tidak pernah habis menyajikan jajanan khas. Lain waktu berkunjung kesini saya sudah menyelipkan pesan pada diri sendiri harus mencoba kari ayam, dan aneka bubur manis yang juga dijajakan disana.


Tuesday, October 30, 2012

Sarapan subuh di Semarang

lebaran tahun lalu saya dan kakak memutuskan mudik ke malang dengan mengendarai mobil.ini pertama kalinya kami mencoba mudik melalui jalan darat, dan demi alasan keamanan kami memutuskan untuk konvoi dengan beberapa orang sepupu.Sebelum berangkat kami sudah memilih beberapa kota untuk disinggahi.rencananya kami akan berhenti sejenak di Pati, dan menginap di Solo.Peta dan perbekalan sudah disiapkan, kamipun berangkat pada hari yang ditentukan.

Memasuki tol cikampek perjalanan mulai tersendat.Mobil-mobil sudah antri panjang di pintu tol.Rest area?jangan ditanya..penuhnya minta ampun.sampai-sampai macetnya hampir sama dengan macet di jalan tol.Lepas dari tol,perjalanan kembali tersendat di sumedang dan kami sempat dialihkan melewati jalan perkampungan.Untung rambu petunjuknya jelas,kalau tidak mungkin kami tidak akan menemukan arah kembali ke jalan besar.

Kami terus melanjutkan perjalanan setelah singgah sebentar di Cirebon.Kami menuju Semarang dengan harapan tidak terlalu malam tiba disana, dan bisa mampir dan menginap di Pati dulu.Rencana awal menginap di Solo terpaksa batal karena waktu yang mepet, dan badan yang  sudah lelah.

Sebelum masuk Semarang kami kembali dihadang macet,sehingga sampai di Semarang sekitar jam 3 pagi.Karena perut yang sudah bunyi tidak karuan,kami pun memutuskan mencari makan di Simpang lima.Sampai di alun-alun Simpang Lima, beberapa warung yang memang buka sampai subuh menggelar hidangannya.Berhubung udara subuh agak dingin saya memutuskan makan soto di salah satu warung yg cukup ramai,sedang yang lain memilih nasi pecel untuk menu "early breakfastnya".

semangkok soto yang mengepul panas sampai ke meja saya.Dihidangkan dalam mangkok kecil khas  
Soto Semarangan.Berkuah bening, dan ringan dengan suwiran ayam yang lumayan banyak,soun,tauge,sejumput nasi, dan taburan bawang putih goreng yang gurih.Pelengkapnya tentu saja sate kerang,ati-ampela,usus ayam,telur puyuh,dan beberapa macam gorengan.Seperti biasa saya memilih sate telur puyuh sebagai pelengkap.

Di meja sebelah nasi pecel yang dipesan sepupu saya datang.dihidangkan dalam pincuk daun pisang.porsinya cukuplah untuk mengganjal perut sampai pagi hari.Beraneka sayur daun-daunan,dan timun ditumpangkan ke atas nasi.disiram dengan bumbu kacang yang tidak terlalu kental,agak encer malah menurut saya.Konon ini langganan sepupu saya yang dulu memang sempat kuliah di Semarang.Tapi kalau dibandingkan dengan pecel malangan,saya jauh lebih suka pecel di Malang.Bumbunya lebih berani,dan kental."early breakfast" yang cukup mengenyangkan. Cukuplah untuk mengobati badan yang pegel ngga karuan, dan kekecewaan karena renacana kami menginap di Pati lagi-lagi harus batal.

Friday, October 19, 2012

Liburan di Jogjakarta

Salah satu tujuan berlibur yang kurang saya senangi adalah Jogjakarta.Jogjakarta yang saya tau selalu penuh,ruwet,dan selalu bikin kesel. Agenda yang sudah pasti adalah berjejal di malioboro yang penuh sesak di setiap libur lebaran atau masa study tour. Keselnya setiap libur lebaran Jogjakarta adalah tujuan tetap,karena harus singgah di makam eyang buyut saya.Setiap singgah di kota ini bukan merupakan liburan bagi saya,tapi keharusan.

Tapi pengalaman yang lain dari Jogja saya dapatkan ketika kunjungan saya yang kesekian puluh kali ke Jogja.Bosan dengan penginapan di daerah malioboro,saya memutuskan menginap di daerah prawirotaman.Ada sebuah coffeeshop kecil yang memiliki beberapa kamar yang disewakan."Ministry of Coffee" begitu papan nama yang tertera di depan bangunan 3 lantai ini.Saya menyewa type kamar deluxe di lantai 2. Ruangannya didominasi warna biru, dan memiliki fasilitas yang cukup lumayan. Ac,bath tube,dvd player dan akses untuk meminjam film dari perpustakaan filmnya.Harga kamarnya sekitar 300.000 IDR. Pada saat check in saya juga diberikan pilihan menu untuk breakfast yang cukup beragam dan berbeda. Saya yang memang penggemar savoury dishes melingkari cheese and egg quiche sebagai pilihan breakfast saya esok hari.Breakfast yang pilihannya tidak standar ini sempat menjadi pertanyaan dalam benak saya, dan terjawab ketika saya menyusuri daerah prawirotaman.Daerah ini lebih banyak diminati wisatawan asing yang memang mengutamakan ketenangan,dan kenyamanan.Terlihat juga dari banyaknya resto,pub dan bar yang sebagian besar menawarkan menu western. Sesaat saya merasa seperti berada di daerah legian di Bali.Bedanya disini banyak becak lalu lalang.Saya langsung jatuh cinta dengan daerah ini.




Perbedaan lain saya rasakan ketika saya mencoret malioboro dari daftar tujuan saya.sudah terlalu sering.Atas saran teman saya mengunjungi museum ULEN SENTALU di daerah  Kaliurang.Museum keraton yang dikelola pihak swasta ini berada di dataran tinggi berudara sejuk.Bangunan, dan fasilitasnya juga dikelola dengan baik.Hari sudah menjelang sore ketika saya selesai mengikuti tur yang disediakan pihak museum.Selesai menikmati wedang jahe yang disediakan, saya terpaksa pulang karena museum sudah mau tutup, dan restaurant yang ingin saya kunjungi di sana juga sudah tutup setengah jam yang lalu.


Berhubung hari menjelang malam, sebelum pulang saya menyambangi warung gudeg di bulaksumur yang sudah menjadi langganan orang tua saya sejak kuliah di Jogja dulu dan kedai ice cream TIPTOP yang legendaris.Sambil nonton film di kamar, saya menikmati sekotak nasi gudeg keringan favorite saya.Sekarang baru saya bisa mengklaim bahwa saya pernah berlibur ke kota Jogja.
 



Tuesday, September 18, 2012

makan enak di kota Malang

Sudah menjadi ritual saya setiap setahun sekali mengunjungi ibu saya di kota Malang. Beliau memang menetap disana sejak ayah saya yang memang punya cita-cita "mulih ndeso" memutuskan untuk pensiun dini dan Malang sekarang menjadi tujuan tetap saya beberapa kali dalam setahun.Jaman dulu ketika belum ada penerbangan yang menuju ke Malang,  saya harus menghabiskan  18 belas jam di dalam kereta api Gajayana.Tapi sejak bandara udara malang dibuka, dan beberapa maskapai penerbangan sudah berani mendaratkan pesawatnya di kota yang dikelilingi pegunungan ini,perjalanan ke Malang hanya makan waktu 1,5 jam.Akibatnya sekarang Malang menjadi salah satu tujuan wisata yang mulai dilirik penggemar travelling dn kuliner tentu saja.

Malang memang tidak banyak memiliki tempat wisata,tapi suasana dan makanannya  membuat betah untuk berlama-lama di kota ini. Bangunan-bangunan kolonial yang mendominasi,udara yang sejuk,dan kuliner yang super enak memang paket lengkap yang bisa didapat disini.Menyusuri kota Malang biasanya dimulai dari daerah yang cukup terkenal di Malang yaitu jalan Ijen.Jalan yang jaman dahulu merupakan komplek elit para pejabat kolonial, dan pengusaha tionghoa di Malang ini dipenuhi bangunan bergaya kolonial yang masih dirawat sampai saat ini.Alun-alun juga merupakan persinggahan yang menarik di kota Malang.Pusat hiburan dan jajanan yang klasik dan khas kota Malang.Restaurant OEN, Rawon Nguling,Mie Hok Lay adalah beberapa contoh tujuan para penikmat kuliner.

Namun tidak hanya di alun-alun,kota Malang menawarkan beragam spot kuliner yang menarik.Salah satu tempat yang saya suka diMalang adalah restaurant UND..Orang seringkali salah mengira UND dengan Oen.Padahal mereka adalah dua restaurant yang berbeda. UND adalah restaurant yang berada dalam manajemen hotel Tugu,salah satu hotel legendaris yang menjadi icon kota Malang.Banyak jenis jajanan yang menarik di UND,tapi yang selalu sukses menggoda saya adalah aneka kue,tarcis, roti, dan kue kering yang resep dan rasanya dipertahankan sejak jaman dulu.Bau panggangan yang khas selalu tercium dari roti kasur khas UND yang seringkali jadi rebutan setiap saya bawa ke Jakarta sebagai oleh-oleh.Cheese pie nya yang tebal dan gurih juga jadi favorite saya ketika ngopi disana.


Selain UND yang saya suka di Malang adalah Warung Subuh.Pada dasarnya ini adalah foodcourt yang diisi berbagai macam kios jajanan khas Malang. Cui Mie,Tahu Campur,Rawon, dan beberapa stand chinese food.Tapi yang paling ramai adalah stand penjual aneka lauk, dan masakan yang digelar di showcase kaca.Hampir 20 jenis lauk,tumis, dan sayur dipajang disana dan pembeli tinggal menunjuk lauk apa yang mereka mau.Sop iga yang empuk dengan kuah yang gurih dan ringan merupakan andalan di sana Selain itu mereka juga menyediakan bubur khas warung subuh. Menu satu ini selalu saya pesan setiap berkunjung kesana,cocok untuk disantap pada waktu tengah malam, karena tempat ini memang buka larut malam .Semangkok bubur hangat yang teksturnya tidak terlalu padat, disajikan bersama sepiring kecil lauk pelengkapnya.Jangan harap melihat potongan ayam,sate usus atau ampela dan kuah kuning seperti halnya bubur di jakarta. Bubur polos yang tidak pakai tambahan kuah apapun ini  dilengkapi dengan cakwe,sawi asin,teri kacang,dadar dan telur asin. Walau sederhana, tapi rasa gurih dari masing-masing pelengkapnya membuat bubur ini jadi sempurna dan tidak perlu tambahan kecap atau sambal.



Dua tempat diatas hanya secuil dari sekian banyak tempat makan yang enak di Malang yang selalu menjadi persinggahan wajib buat saya. Seminggu rasanya masih kurang untuk menjelajahi setiap tempat makan dan membuat saya selalu kangen untuk kembali ke kota ini.