Pernah perhatiin ngga tulisan di bungkus kacang yang logonya kelinci atau burung garuda ada nama tempat pembuatannya, yaitu kota PATI. Kalo yang tau kota Pati, pasti ada dua kemungkinan. Pertama sering liat di iklan produk kacang tersebut,atau yang kedua pernah konsultasi atau liat iklan ahli aura asal pati Djeng Asih yang memang asli dari Pati.
Bagi saya Pati adalah bagian dari kenangan masa kecil. Nenek saya dulu tinggal disana, dan setiap lebaran ibu saya pasti memboyong anak-anaknya untuk sowan nenek yang saya panggil mbah uti.bagi saya kota itu menjanjikan banyak keriaan, dan makanan enak.Saya dan kakak-kakak saya memang dikenal sebagai cucu yang paling gembul,dan doyan makan.Setiap ke Pati makanan yang tidak pernah saya lewatkan adalah tahu gimbal,nasi gandul,dan dawet yang selalu diborong tiap lebaran.Tradisi ini terus berlanjut sampai mbah saya wafat, dan rumah kenangan itu dijual.Tapi rasa makanan khas Pati tetap melekat di hati.
Setelah lama tidak mengunjungi kota itu,saya menginjakkan kaki lagi disana.Sayangnya hanya satu hari,karena harus segera ke Semarang.pertama sampai disana, yang saya sadari adalah wujud kota ini yang tidak berubah.Tetap lugu, dan sederhana seperti dulu.Tidak ada mal,jaringan bioskop tersohor, atau restoran cepat saji yang melimpah.ritme kota ini tetap lambat, dan adem seperti dulu.
Berhubung tidak punya banyak waktu saya langsung menuju sasaran,mencari tahu gimbal.Sayang hari masih terlalu pagi,dan warung tahu gimbal belum buka.Saya tambah kecewa ketika mendapati warung dawet juga belum buka.akhirnya saya memutuskan makan nasi gandul.
Sampai di suatu warung,saya langsung memesan nasi gandul daging sapi.Sepiring nasi yang disiram kuah gule kecoklatan, dan potongan daging itu tiba tak berapa lama.Dialasi daun pisang.Biasanya saya tidak pernah pakai sendok ketika menyantap gandul,karena ciri khas makan gandul adalah menyendok dengan daun pisang yang dilipat dua.Tapi karena tidak ada sendok daun yang diselipkan di bawah nasi seperti dulu, pakai sendok juga tidak apa-apa, yang penting rasanya.Rasa manis dari kecap yang khas, dan gurih dari santan langsung memenuhi tenggorokan.Seperti masa lalu..Daging yang empuk, dan tempe goreng kering khas pati membuat rasanya semakin mantap.minumnya sudah pasti es sirup sarang sari.
Benar-benar kunjungan singkat yang mengenyangkan di pagi hari.Walau kecewa karena dua list makanan saya tidak tercapai, tapi saya cukup puas. saya pun bertekad untuk kembali lagi suatu saat,mengejar tahu Gimbal, dan dawet yang masih saya rindukan di kota Pati.
No comments:
Post a Comment